
The Anatomy Lecture of Dr. Nicholaes Tulp
Rembrandt van Rijn (Dutch, 1606-1669)
1632, Oil and Canvas, 169.5 cm by 216.5 cm
Mauritshuis, The Hague, Netherlands
Teknik lukisan cat minyak, sangat banyak macamnya. Opaque dan impasto, teknik cat minyak yang sudah banyak dikenal. Teknik melukis cat minyak lainnya, adalah teknik campuran (mixed technique) yang dikembangkan sendiri oleh setiap pelukis. Teknik campur ini, lazimnya menggunakan lebih dari satu media, kombinasi beberapa bahan lukisan. Dalam tulisan ini, yang dimaksud dengan teknik campur adalah teknik melukis dengan berbagai cara yang tidak konvensional, namun tetap dengan media cat minyak saja. Teknik melukis setiap pelukis menunjukkan kreatifitas dan ciri khas, selalu berbeda antara pelukis yang satu dengan lainnya. Teknik melukis Affandi dengan Rembrandt sangat berbeda satu sama lain. Persamaannya, lukisan-lukisan ke dua pelukis tersebut menunjukkan pencapaian puncak artistiknya. Teknik lukisan pelukis Affandi, teknik campuran (mixed technique) sedangkan pelukis Rembrandt menggunakan teknik bold impasto. Teknik Lukisan Affandi Pelukis Affandi (1907-1990) melukis dengan cara cukup unik. Dia membasahi permukaan kanvas dengan minyak cat. Warna-warna cat ditorehkan langsung dari tube ke permukaan kanvas. Affandi juga menggunakan jari dan tangan untuk mengusap dan menggoreskan cat pada kanvas. Percampuran warna juga dilakukan pada permukaan kanvas. Lelehan, cipratan dan goresan warna-warna cat pada permukaan kanvas basah menghasilkan efek-efek artistik yang sangat ekspresif. Lukisan-lukisan Affandi diciptakan secara langsung di depan objek yang dilukisnya. Affandi membutuhkan waktu lama untuk memahami dan menghayati objek yang akan dilukis, namun untuk melukiskannya dia tidak membutuhkan waktu lama, hingga berhari-hari. Dia menyelesaikan setiap lukisan pada saat melukis di depan objeknya sampai selesai. Teknik campuran yang dikembangkan Affandi, menghasilkan efek-efek nyeni yang sangat menarik. Setiap objek yang dia lukis mengekspresikan garis-garis meliuk, nuansa warna dari gelap ke terang, dan kontras warna yang terorganisir dengan baik. Putih kanvas, warna kuning terang, dan warna-warna oker, coklat, hijau, biru, merah dan sebagainya dikombinasikan dengan sangat indah. Warna terang dengan warna gelap menghasilkan komposisi kontras namun artistik. Lukisan-lukisan diciptakan dengan teknik ini cenderung agak mengabaikan detil objek yang dilukis, namun mampu menyampaikan ekspresi estetik pelukisnya secara total. Lukisan berjudul Raka dan Saya, Andong (1965), dan Kwan Kong, beberapa lukisan Affandi yang menunjukkan betapa dahsyatnya ekspresi seninya. Objek-objek lukisan Affandi antara lain tentang kehidupan manusia sehari-hari seperti suasana pasar, kehidupan nelayan, keindahan pemandangan, bangunan-bangunan unik, kehidupan satwa dan juga tentang fauna. Selain itu, pelukis ini juga melukis tema-tema religi. Affandi juga sangat banyak melukis wajah dirinya. Salah satu ciri khas lain dari pelukis ini adalah hampir semua lukisannya ada gambar matahari. Teknik Lukisan Rembrandt Berbeda dengan teknik lukisan Affandi, Rembrand (1606-1669), melukis dengan teknik bold impasto. Teknik lukisan ini dikerjakan dengan sapuan warna cat berkali-kali, sehingga menjadi tebal. Selain Rembrandt, pelukis Vincent van Gogh juga dikenal sangat piawai dengan teknik ini. Teknik ini menciptakan kesan artistik berupa tekstur lembut khas. Selain itu, pada lukisan Rembrandt, teknik lukisan ini menjadi sangat menarik, karena mampu dimanfaatkan untuk menciptakan kesan gelap terang lukisan (chiaroscuro) secara maksimal. Cahaya yang terpantul dari objek yang dilukis yang diciptakan melalui teknik ini membawa pemirsa memusatkan perhatiannya pada lukisan. Lukisan Rembrandt tampak sangat nyeni dan khas dengan teknik ini. Efek-efek artistik seperti ini tidak pernah diciptakan pelukis lain sebelumnya. Dengan teknik ini, Rembrandt sangat ahli memainkan kontras warna. Pantulan-pantulan cahaya pada objek lukisan dikontraskan dengan latar belakang lukisan, sehingga objek lukisan tampak menonjol dan menarik perhatian. Pelukis ini juga sangat jeli dalam menggarap detil, satu titik putih yang sangat kecil dari pantulan objek lukisan pun tidak luput dari perhatiannya. Umumnya warna-warna kontras dihindari pelukis, namun Rembrandt justru sebaliknya. Rembrandt mampu memanfaatkan efek-efek kontras warna dan mengolah kekontrasan itu secara artistik. Berbeda dengan teknik melukis Affandi yang dilakukan secara sepontan dan intuitif, teknik melukis bold impasto dibuat dengan cara betahap. Pertama sketsa gambar dibuat pada permukaan kanvas. Sketsa gambar kemudian diwarnai dengan warna-warna sesuai pada objek lukisan, secara garis besarnya saja, tidak secar detil, untuk membedakan bagian gelap dan terang. Setelah seluruh permukaan diwarnai, tahap selanjutnya detil lukisan dibuat secara teliti. Teknik bold impasto Rembrandt menunjukkan, dia pelukis yang bekerja dengan cara-cara terencana. Dia menciptakan lukisan dengan tahapan-tahapan sangat jelas. Cara kerjanya menunjukkan, dia seorang pelukis yang sangat ahli dan bekerja terstruktur dan terorganisir. Lukisan-lukisan Rembrandt menunjukkan kejeliannya dalam mengamati objek lukisan. Perbedaan sekecil apapun tidak terlepas dari perhatiannya. Lukisan berjudul Self Portrait (1661), The Night Watch (1642), The Anatomy Lesson of Dr. Tulp (1632), beberapa lukisan Rembrandt menunjukkan kehebatannya. Seperti pelukis Affandi, pelukis Rembrandt juga banyak melukis wajah dirinya. Tema-tema lukisannya juga kebanyakan manusia dalam aktivitas sehari-hari. Tema lainnya adalah kisah dari Kitab Suci dan wanita-wanita cantik. Antara Affandi dan Rembrandt Teknik kedua pelukis ini sangat berbeda, pada proses melukisnya maupun hasil ekspresi artistiknya. Affandi menghasilkan lukisan ekspresif dahsyat, sedangkan Rembrandt hebat dalam membuat pusat perhatian lukisan dengan efek gelap terang (chiaroscuro) yang sangat khas. Persamaannya, ke dua pelukis ini sama-sama banyak menggambar wajah dirinya. Lukisan potret diri mereka cukup banyak. Ke dua pelukis ini juga banyak melukis objek manusia dengan segala aktivitasnya, juga hal-hal yang berkaitan dengan religi.

Oleh Dr. Agus Priyatno, M.Sn
sumber : harian analisa
No comments:
Post a Comment